UTS Pedagogi

6 komentar:

  1. Anisah Gayatri mengatakan...:

    Pedagogy tradisional menganggap pedagogi hanya sebagai seni mengajar atau mengasuh. Sedangkan Pedagogi moden menaggap pedagogi bukan hanya seni namun juga ilmu.

    Pedagogi modern memiliki beberapa definisi yaitu:

    1.Pembelajaran yaitu teknik yang digunakan guru untuk mentransformasikan ilmu yang dia, miliki dan juga merangsang, mengawasi dan menfasilitasi pengembangan siswa agar pembelajarannya berhasil. Jika dilihat selama ini proses pembelajaran yang kita gunakan di MK ini lebih ke learner centered, karena Ibu Dina dan Kak Rola tidak menjelaskan materi sepenuhnya tapi memberikan kami praktek/pengaplikasian dan juga diskusi ilmu pedagogi agar kami paham akan materinya. Dalam pengaplikasianya juga banyak unsur teknologi yang berkaitan erat dengan seni dalam mengajar.

    2.Belajar yaitu siswa mengembangkan kemandirianya dalam memahami materi. Hal ini terlihat jelas di MK ini kerena siswa yang berperan aktif bukan dosen. Materi tidak pernah dijelaskan secara seutuhnya tapi dosen pengampu memberikan kami praktek ataupun diskusi baik secara berkelompok atau didalam kelas dalam memahami materi. Misalnya pada saat membahas micro teaching kami tidak harus menggunakan teori teori yang sudah ditentukan tapi kami harus memahami sendiri kira kira teori apa yang harus digunakan.

    3.Melakukan penelitian sederhana dan walaupun learner centered harus tetap ada teacher centerednya. Ini juga ada dikelas kami. Kami memang secara mandiri memahami suatu materi tapi tetap ada bimbingan dari guru. Bimbingan dari guru misalnya aja dari kontrak kuliah. Dosen pengampu sudah memberikan kerangka kegiatan dalam kontrak agar kegiatan perkuliahan tidak lari dan tidak mencapai tujuan.Kami juga melakukan penelitian sederhana yaitu micro teaching.

    Dari definisi diatas dapat saya simpulkan bahwa proses pembelajaran di kelas kami termasuk pedagogis modern karena selain ada seni mengajar (seperti penggunaan teknologi dalam mengajar) tapi kami juga mendapatkan ilmu pedagogi itu sendiri

    Refrensi:
    Sudarwan Danim, (2010), Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi, Bandung : Alfabeta

  1. psipddk3sks mengatakan...:

    2. jelaskan tentang konsep micro teaching kelompok adinda. Kemudian sertakan kajian teori yang mendukung menurut pendapat pribadi anda.

  1. Anisah Gayatri mengatakan...:

    Dalam micro teaching kami akan pergi ke TK Kartika 1-23 di Jalan Kapten Muslim. Kami berencana akan mengajar mewarnai. Strategi yang kami gunakan adalah dengan cara membagi anak kebeberapa kelompok kecil lalu 1 orang diantara kami akan mencoba menginstruksikannya keanak-anak bagaimana cara mewarnai gambar. Rencananya kami akan memberikan reward bagi anak dengan gambar terbaik. Pada saat anak-anak memwarnai kami berjalan-jalan untuk membantu anak-anak mewarnai. Hal ini kami lakukan karena berdasarkan pengamatan kami di TK tersebut tidak semua anak memiliki kemampuan yang sama. Ada anak yang harus instruksikan dengan perlahan dengan cara kita duduk disampingnya. Kami juga merencanakan akan membuat games sederhana dan memberikan reward bagi yang bisa menjawabnya pada akhir sesi.

    Adapun teori yang diggunakan yaitu:
    •Seni dan Ilmu dalam Mengajar
    Mengajar adalah seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik dengan media tertentu. Dalam kegiatan mengajar nanti kita pastinya akan menggunakan seni dan ilmu yang berbeda karena anak tk masih memiliki kemampuan kognitif yang kurang. Dalam mengajar kami akan menginstruksikannya dengan wajah tersenyum, nada yang ramah danjuga kata-kata yang sederhana agar anak-anak paham. Dan ilmu yang kami transferkan adalah ilmu yang sesuai dengan kemampuan anak TK, makanya kami memilih mengajar mewarnai yang simpel

    •Paradigma Belajar
    Strategi guru berdasarkan paradigma berbeda mengenai cara siswa belajar. Ada 5 strategi mengajar dan ada 2 yang menurut saya sesuai dengan micro teaching ini yaitu:

    1.Pelatihan dan pelatihan lanjut, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu. Dalam kegiatan micro teaching ini kami sudah merencanakan langkah-langkah untuk mengajar yang sudah dijelaskan diatas.

    2.Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapt dipahami, mudah diproses, dan diingat. Dalam kegiatan micro teaching ini kami akan berusaha mensederhanakan kata-kata agar dipahami oleh anak-anak.

    •Pedagogi Praktis
    Ada 2 kategori pedagogi yaitu pedagogi formal dan pedagogi vernakular (praktis). Dalam praktek nanti kami akan mencoba mengaplikasikan teori-teori yang sudah kita pelajari seperti yang ada diatas.

    Refrensi:
    Sudarwan Danim, (2010), Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi, Bandung : Alfabeta

  1. psipddk3sks mengatakan...:

    3. Apakah alasan memberikan "instruksi" pada kalimat seperti yang tercantum berikut "Ada anak yang harus instruksikan dengan perlahan dengan cara kita duduk disampingnya. Kami juga merencanakan akan membuat games sederhana dan memberikan reward bagi yang bisa menjawabnya pada akhir sesi", merupakan pendekatan paedagogi modern? coba beri argumentasi adinda.

  1. Anisah Gayatri mengatakan...:

    Menurut saya instruksi yang kami gunakan termasuk pedagogi modern.
    Ada beberapa definisi mengenai pedagogi diantaranya adalah:

    1.Pengajaran (Teaching) yaitu teknik dan metode kerja guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi dan menfasilitasi pengembangan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil dan juga memberikan peluang kepada siswa untuk lebih memahami suatu materi. Dalam kegiatan ini nanti kami akan mencoba membuat siswa lebih paham dengan membantu mereka dengan duduk disamping mereka agar dapat mengerjakan tugas yang diberikan. Kami akan mencoba sebaik mungkin mentransformasikan ilmu yang kami punya dengan kata-kata yang sederhana agar mereka paham. Dengan penjelasan dengan duduk disamping mereka akan membuat mereka merasa dekat dengan kami. Kedekatan ini dapat membantu untuk pencapaian tujuan mengajar kami. Dengan cara mengajar yang kami pakai untuk menjelaskan dan membantu mereka secara tidak langsung kami membuka peluang bagi anak-anak untuk lebih memahami cara mengerjakan tugas yang diberikan.

    2.Belajar yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan (berpikir kritis). Dalam proses menggambar nantinya kami tidak memaksa anak untuk mewarnai dengan warna yang benar/sesuai kenyataan. Mereka bebas mewarnai sehingga akan meningkatkan inisiatif dan kemamndirian dalam memilih warna-warna yang akan mereka pakai. Kami juga berencana memberikan games sederhana dengan reward yang akan memicu pemikiran kritis anak tersebut.

    Sekarang ini peadagogi tidak hanya dianggap seni dalam mengajar tapi merupakan kolaborasi antara seni dan ilmu dalam mengajar. Cara kami mengajar dan memberikan games dengan reward merupakan seni mengajar yang kami miliki. Dengan seni seperti itu kami tetap mentransformasikan ilmu kami kepada anak-anak. Dengan seni kami seperti dijelaskan sebelumnya kami berharap anak-anak akan tertari dengan materi kami dan membuat anak berpikir bahwa proses belajar itu menyenangkan

    refrensi
    Sudarwan Danim, (2010), Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi, Bandung : Alfabeta

  1. Anisah Gayatri mengatakan...:

    revisi soal no 2


    Konsep Micro Teaching
    Dalam kegiatan micro teaching ini pada awalnya kami berencana untuk mengajar menyanyi dan mewarnai. Tapi dalam kegiatan dilapangan kami menjadi mengajarkan bentuk, jenis-jenis warna dan mewarnai. Kami tidak jadi mengajar menyanyi karena terbatasnya waktu yang ada. Kami memilih mengajarkan bentuk, warna dan mewarnai karena menurut kami tingkat kesulitannya sudah sesuai dengan kemampuan anak TK. Dan berdasarkan observasi saya ke TK tersebut anak-anak di TK tersebut mewarnai merupakan hal yang umum yang mereka lakukan, sehingga akan memudahkan kami dalam mengajar nantinya.

    Pada saat mengajar mewarnai anak-anak kami bagi dalam kelompok-kelompok kecil lalu kami berpencar duduk di setiap kelompok kecil. Hal ini kami lakukan karena berdasarkan pengamatan saya di TK tersebut tidak semua anak memiliki kemampuan yang sama. Ada anak yang harus instruksikan dengan perlahan dengan cara kita duduk disampingnya. Hal ini juga kami lakukan karena anak-anak TK gampang terpecah konsentrasinya, jika tidak diawasi satu persatu mereka malah tidak mengerjakan tugasnya.Gambar yang paling cantik rencananya akan kami beri reward.

    Kami juga merencanakan akan membuat games sederhana dan memberikan reward bagi yang bisa menjawabnya pada akhir sesi.

    Adapun teori yang diggunakan yaitu:

    •Seni dan Ilmu dalam Mengajar
    Mengajar adalah seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik dengan media tertentu. Dalam kegiatan mengajar nanti kita pastinya akan menggunakan seni dan ilmu yang berbeda karena anak TK masih memiliki kemampuan kognitif yang kurang. Dalam mengajar kami akan menginstruksikannya dengan wajah tersenyum, nada yang ramah dan juga kata-kata yang sederhana agar anak-anak paham. Dan ilmu yang kami transferkan adalah ilmu yang sesuai dengan kemampuan anak TK, makanya kami memilih mengajar mewarnai yang , mengajar bentuk dan warna yang sesuai sama anak TK. Gambar yang kami pilih juga gambar ayam dan lumba-lumba yang gampang bagi anak TK.

    •Paradigma Belajar
    Strategi guru berdasarkan paradigma berbeda mengenai cara siswa belajar. Ada 5 strategi mengajar dan ada 2 yang menurut saya sesuai dengan micro teaching ini yaitu:
    1.Pelatihan dan pelatihan lanjut, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu. Dalam kegiatan micro teaching ini kami sudah merencanakan langkah-langkah untuk mengajar yang sudah dijelaskan diatas.
    2.Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses, dan diingat. Dalam kegiatan micro teaching ini kami akan berusaha mensederhanakan kata-kata agar dipahami oleh anak-anak.

    •Pedagogi Praktis
    Ada 2 kategori pedagogi yaitu pedagogi formal dan pedagogi vernakular (praktis). Dalam praktek nanti kami akan mencoba mengaplikasikan teori-teori yang sudah kita pelajari seperti yang ada diatas.

    Refrensi:
    Sudarwan Danim, (2010), Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi, Bandung : Alfabeta

Posting Komentar