Pagi itu saya kira kuliah akan berlangsung seperti biasa namun ternyata tidak.
Ibu Dina yang bisanya sangat ramah tiba-tiba marah dan ini adalah pertama kalinya saya melihat ibu marah. Memang kemarahan ibu dina bukannya tidak beralasan, ini semua karena kami tidak merespon pertanyaan yang ibu berikan.
Jujur bu pada saat itu saya merasa sangat bingung, karena bingung apakah persepsi saya sudah benar saya jadi takut salah makanya tidak menjawab. Ketika ibu menanyakan tentang jawaban UTS yang nomor 2, apakah kami sudah menjawab sesuai dengan apa yang diminta. Pada saat itu saya jadi bingung, memang jawaban saya tidak terlalu perfect namun saya rasa saya sudah memasukan teori menurut pendapat pribadi saya, tapi pada saat itu ibu bilang kalau hanya sebagian orang saja yang menjawab dengan benar. Saya jadi bingung dengan jawaban saya sendiri, apakah sudah tepat atau belum.
Demikian juga dengan aturan pemostingan Action Plan. Pada saat itu juga saya bingung soalnya ibu bertanya dari pengertian action plan itu apa. Kalo dari pengertiannya berarti rencana microteaching kita yang dipositng. Tapi pada saat pertemuan terdahulu sebelum UTS pada saat membahas rencana Microteaching, pada saat saya memberi tahu bahwa kelompok kami sudah memostingkan rencananya ibu menegur kami untuk melihat kontrak, jadi saya menyimpulkan bahwa yang diposting adalah perencanaan dan pelaksanaan, seperti tugas proyek pendidikan dulu. Di kontrak cuma dijelaskan bahwa perencanaan dan pelaksanaan micro teaching harus diposting setelah UTS usai, tidak ada dijelaskan apakah perencanaan dan pelaksanaan harus diposting terpisah. Teman-teman yang lain juga ada yang memosting perencanaannya saja. Jadinya saya bingung apakah persepsi saya sudah benar atau tidak.
Maaf bu sudah membuat ibu marah, memang wajar kalau ibu marah karena jika saya sendiri berada diposisi ibu yang sudah bertanya tapi tidak dijawab saya juga akan marah karena saya merasa tidak dihargai. Pengalaman kali ini akan saya jadikan pelajaran agar didepan nanti saya akan mencoba untuk memenuhi harapan ibu.
0 komentar:
Posting Komentar