Pedagogis Praktis

Label:

Nama Anggota Kelompok

Paedagogi praktis itu adalah pengaplikasian ilmu pedagogi didalam kegiatan mengajar. Tidak semua guru bisa mengaplikasikan sistem pendidikan yang baik maka dibutuhkan ilmu pedagogi praktis untuk membantu/membimbing para pengajar dalam mengaplikasikan ilmu sistem pendiidikan yang baik.

Kalau mengingat masa sekolah ada berbagai macam kepribadian guru. Ada yang suka ngasih tugas , ada yang suka marah, ada yang tegas, ada yang humoris ada yang kejam, ada juga yang pemalas dll.Perbedaan cara mengajar mereka adalah seni mengajar mereka. Jika dilihat dari unsur pedagogisnya maka guru yang baik adalah yang memiliki 10 kualitas:
  • Percaya diri
  •  Sabar
  • Rasa Kasih sayang kepada siswanya
  • Pemahaman
  • Mampu menjelaskan topik dengan cara yang berbeda
  • Dedikasi untuk keunggulan siswanya
  • Teguh dalam memberi dukungan
  • Kesediaan untuk membantu siswa mencapai prestasi
  •  Bangga atas prestasi siswa
  • Bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugasnya

Jika dilihat dari sepuluh poin diatas berdasarkan pengamatan saya, saya rasa guru guru sekarang terbentur di poin no 5,10.

Poin 5 adalah mampu menjelaskan topik dengan cara yang berbeda, guru cenderung mengajarkan siswa-siswanya dengan cara yang seperti itu saja, jarang guru menggunakan teknologi dalam menjelaskan materinya kepada murid-muridnya. Namun ada juga yang mampu melaksanakan poin ke 5 ini. Seperti  guru fisika saya dulu, mungkin karena faktor usia beliau menjelaskan segala sesuatu persis seperti dibuku sampai contoh soal saja diambil dibuku. Padahal contoh soalnya mudah . Akibatnya pada saat ujian kami menjumpai soal yang sulit kami kesusahan. Selain itu guru hanya mengajar teoritisnya saja tidak praktisnya atau penyelesaian masalah secara logis.

Sedangkan poin kesepuluh adalah bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Ada beberapa guru saya dulu sangat malas mengerjakan tugas-tugasnya. Biasanya mereka akan memberikan tugas lalu hilang entah kemana ataupun memberikan bahan untuk dicatat dan menginstruksikan salah satu murid untuk mencatat dan guru tersebut pergi entah kemana. Kertas ujian pun gak jelas apa diperiksanya atau dibuangnya. 

refrensi:
Sudarwan Danim, (2010), Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi, Bandung : Alfabeta

Pedagogi Praktis abad ke 21

Label: ,

Pembahasan mengenai pedagogi sudah lama berlangsung sejak dahulu kala, walaupun definisinya nyaris tidak pernah berubah namun kajiannya berubah sepanjang berkembangnya zaman. Pedagogi pada abad ke 21 dikenal sebagai pedagogi progresif hal ini dikarenakan perubahan TIK mengakibatkan perubahan besar dalam pola pembelajaran. Pedagogi itu sendiri bukan hanya seni atau ilmu mengajar namun juga mendorong banyak orang untuk mendesain ulang dan pemahaman ulang kurikulum yang sesuai dengan siswa. Pedagogi terbagi atas 2 kategori yaitu pengetahuan pedagogi formal dan pengetahuan pedagogis vernakular (McNamara,1991). Pedagogis formal bermakna pedagogi teoritis sedangkan pedagogis vernakular bermakna pedagogis praktis.Pedagogis formal merupakan upaya pengembangan teori teori pedagogis dengan penelitian yang sistematis dan bersifat lebih abstrak dari pada pedagogis vernakular.

Pada tataran pembelajaran tidak ada perbedaan antara pedagogis praktis dengan ilmiah meskipun begitu pedagogi praktis yang baik harus didasari oleh teori pedagogi yang sudah teruji
Dalam laporan yang dikeluarkan OECD diungkapkan perlu adanya perumusan kebijakan praktik pendidikan yang didukung oleh pengetahuan pedagogi. Ada 3 aspek yang saling terkait untuk memahami dan menyelesaikan masalah ini yaitu:

1.  Codifying and communicating teacher’s practical pedagogical knowledge.
Menurut shulman masalah utama dalam mengajar adalah kurangnya pemahaman terhadap karya terbaik dari praktisi kontemporer terhadap masa depan peserta didik. Maksudnya adalah sulitnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan pedagogis guru secara langsung

  2.  Establishing systems for shared scientific pedagogical knowledge management.
Membangun sistem pedagogis untuk berbagi pengetahuan manajemen ilmiah dan menyediakan waktu yang cukup bagi guru untuk mengembangkan dan menerapkan pengetahuan ini

  3.  Developing a robust theoretical framework for the new science of pedagogy.
            Mengembangkan kerangka teori yang kuat terhadap ilmu pedagogi

Refrensi
Sudarwan Danim, (2010), Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi, Bandung : Alfabeta

Pedagogi Teoritis dan Prinsip-Prinsip Pedagogis

Label: ,

Kali ini saya akan mencoba membahas mengenai pedagogi dan prinsip-prinsip pedagogis. Sebelum membahas lebih jauh sebaiknya kita paham arti pedagogi dan pedagogis. Keduanya berbeda dalam jenis kata dimana pedagogi kata benda sedangkan pedagogis adalah kata sifat. Jika di lihat dari pengertiannya pedagogi berarti ilmu pendidikan sedangkan pedagogis  bermakna bersifat pedagogi atau bersifat mendidik.

Ada beberapa ahli yang berpendapat mengenai pengertian dari pedagogis
  • Proses interaksi terus menerus ( Danilov 1978)
  • Tindakan  guru dan siswa  di dalam konteks organisasi sekolah , dimana interaksi keduanya didasari teori pedagogis tertentu yang berorientasi pada tujuan institusional, dan di kembangkan dalam interaksi  yang dekat  dengan keluarga dan masyarakat  (Alberto Garcia, 2005).
  • Proses pendidikan yang menyoroti  hubungan antara pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa agar mempersiapkan dirinya dalam menjalani kehidupan
Apa itu prinsip-prinsip pedagogis? Prinsip-prinsip pedagogis adalah proses pedagogis yang menjadi standar dan prosedur tindakan yang menentukan dasar pedagogis apa yang paling penting dalam proses pendidikan kepribadian. Adapun prinsip prinsipnya:


·         Konten dari pembelajar ambil di sekolah harus berguna dalam kehidupan sehari hari
·  Mengkombinasikan karakter kolektif dan individual pendidikan serta penghormtan kepda kepribadian siswa
·       Kesatuan pengajaran, pendidikan dan perkembangan proses, karena didasarkan kepada kesatuan dialektis atara pendidikan dan pengajaran yang harus terkait dengan kegiatan pembangunan pada umumnya
·         Domain kognitif dan afektif tidak boleh berada dalam suasana yang kering
·         Masing masing subsistem aktivitas, komunikasi dan kepribadian terkait satu sama lain

Refrensi:
Sudarwan Danim, (2010), Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi, Bandung : Alfabeta

Mengajar, Ahli Pedagogi dan Paradigma Belajar

Label: ,

Mengajar berasal dari kata ajar yang bermakna memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek tertentu diketahui atau dipahami. Dalam aktivitas mengajar ada elemen-elemen yang tidak terlepaskan yaitu tujuan, bahan ajar, interaksi guru siswa dengan perekat kemampuan  pengelolaan kelas, dan evaluasi, dengan hasil belajar sebagai produknya.

Kegiatan belajar yang unggul dipandang sebagai proses akademik dimana siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan, substansial, dan positif terutama berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak dan merasa. Kegiatan mengajar seperti ini membuat siswa lebih termotivasi untuk terus belajar.
Guru dengan kemampuan mengajar yang baik memilliki beberapa karateristik yaitu:
1.      Keahlian pokok
·         Memiliki pengetahuan luas
·         Menguasai materi
·         Mendalami materi pelajaran
·         Mempunyai pengetahuan yang up to date
2.      Ahli Pedagogis
·         Menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dan mampu menhkomunikasikan dengan baik
·         Mampu mengatasi kendala yang menghambat kemajuan belajar
·         Mengevaluasi dan menilai siswa secara adil dan cepat
·         dll
3.      Komunikatoryang unggul
·         Kemampuan komunkasi lisan yang baik
·         Kemampuan berorganisasi dan keterampilan yang baik
·         Memanfaatkan alat pembelajaran secara tepat dan efektif
·         Dll

Bagaimana guru dapat mengontrol dan melihat dengan jelas apa yang terjadi dikelasnya? Untuk dapat melihat dengan baik ,guru harus tahu alat apa yang akan dicari dan ditemukan. Dengan demikian guru harus memiliki perspektif. Guru yang memiliki perspektif adalah mereka yang berpengalaman dalam pengaturan sekolah dan memiliki struktur konseptual untuk memahami peristiwa di kelas. Guru tidak hanya harus mampu melihat apa yang terjadi di kelas, melainkan juga perlu mengetahui apa yang harus dilakukan tentang apa yang dilihat. Maksudnya guru sudah memiliki metode belajar yang efektif yang sesuai dengan murid-muridnya. Adapun 5 metode/strategi mengajar yang dapat digunakan guru adalah

1.      Pelatihan dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan dengan tujuan jelas, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu, dan memperkuat setiap kemajuan. 
2.      Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapt dipahami, mudah  diproses, dan diingat. 
3.      Mencari dan menemukan, yaitu pembelajaran keterampilan berpikir, pemecahan masalah, dan kreativitas melalui penyelidikan dan penemuan. 
4.      Kelompok dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja sama secara kooperatif pada pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat, dan keyakinan melalui proses kelompok. 
5.      Pengalaman dan refleksi, yaitu mengaktifkan siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang terjadi dilingkungan kerja, magang, studi wisata atau kegiatan di luar ruangan.

Kelima strategi diatas dapat digunakan dengan materi pelajaran dan pengaturan apapun disetiap kelompok usia siswa

refrensi

Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta

Testimoni kuliah online

Label:

Awalnya pada saat di mulai perkuliahan  yang ada saya panik. Wireless gak jalan padahal sudah mau jam 8.20. Untungnya dari rumah bawa modem buat jaga-jaga  dan sayapun akhirnya bisa absen juga. Awalnya saya sempat bingung dengan instruksi perkuliahan online ini , soalnya saya salah buka,yang saya buka grup MK Paedagogi bukan kuliah online dan juga entah mengapa setiap ada pembaharuan wall saya gak up date jadi nya harus direfresh . Perkuliahan kali ini bisa dibilang sangat mengasyikan karena semuanya bebas berkomentar dan dinding penghalang yang biasa membuat kita malu mengutarakan pendapat sirna seketika. Semuanya memosting dengan baik dan dengan membaca postingan teman-teman membuka pola pikir saya sendiri. Begitu asyiknya tidak terasa sudah jam sepuluh padahal kalau biasanya kuliah waktu rasanya lama sekali berjalan. Kuliah online ini sangat mengasyikan dan mudah mudahan akan sering diadakan J

Seni dan ilmu Mengajar

Label: ,


Apa sebenanya seni dan ilmu dalam mengajar, sebelumya mari kita bahas mengenai apa pengertian  mengenai budaya. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta (Buddayah), dan bentuk jamaknya adalah Budi dan Daya.
Budi   : artinya akal, pikiran, nalar
Daya  : artinya usaha, upaya, Ikhtiar
Jadi kebudayaan adalah segala akal pikiran dalam berupaya atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kata ilmu secara etimologi berarti tahu atau pengetahuan. Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “Alima-ya’lamu, dan science dari bahasa Latin Scio, scrie artinya to know. Sinonim yang paling akurat dalam bahasa Yunani adalah epitisteme. Sedangkan secara terminology ilmu atau science adalah semacam pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri, tanda-tanda dan syarat-syarat tertentu.

Mengajar itu sendiri merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Ilmu dapat dipelajari dimanapun dan kapan pun baik individual, kelompok, maupun dilembagakan. Seni dalam mengajar dapat terlihat pada saat interaksi pembelajaran berlangsung. Guru harus mampu berbicara sederhana, berpengetahuan luas, menginspirasi agar siswa dapat memahami, mengevaluasi, menimbang, dan mengenali kebenaran. Dia tidak memaksakan konten dan doktrin-doktrin ide bahwa bahwa siswa harus belajar dengan hapalan. Hal ini tampak pada pertemuan pertama. Untuk mengajarkan cara memakai edit grid dan fasilitas chatting langsung diperagakan dengan proyektor. Walaupun ada beberapa masalah teknis tapi cukup baik terlaksana. Selain itu tidak adanya hapalan mati pada mata kuliah ini dan lebih banyak pengaplikasian adalah salah satu seni mengajar Bu Dina. 

Banyak orang mengatakan bahwa mengajar itu adalah ilmu. Bagi mereka kegiatan mengajar menekankan aspek ilmiah dalam kegiatan pengajaran dan berfokus kepada cara-cara melakukan sistematisasi komunikasi antara guru dan siswa. Mereka juga percaya bahwa kegiatan belajar siswa dapat dilakukan dengan pendekatan teknologis melalui aplikasi teknologi pengajaran. Pengaplikasian teknologi ini terjadi pada saat pembelajaran senin lalu. Pada saat uji coba editgrid dan fasilitas  chat dari e-learning usu.

Banyak juga orang yang mengatakan belajar itu seni. Mereka berpendapat bahwa mengajar sebenarnya melibatkan intuisi, improvisasi dan ekspresi. Efektivitas mengajar tergantung pada kreativitas, penilaian yang baik, dan wawasan yang tinggi. Pada pembelajaran senin lalu saya bahkan mungkin kami semua belum tahu apa itu edit grid, jangankan tahu itu apa dengar aja baru pertama kali. Karena wawasan yang banyak dari dosen membuat pembelajaran menjadi efektif dan pengetahuan kami pun menjadi luas.

Apakah mengajar itu seni atau ilmu atau kombinasinya sudah lama menjadi diskusi. Tapi menurut pendapat saya belajar adalah kombinasi antara ilmu dan seni. Sebagai ilmu dikarenakan jika tidak ada aspek ilmiah (ilmu) tidak mungkin untuk mengajar dengan efektif . Sebagai seni dikarenakan dalam mengajar dibutuhkan intuisi, improvisasi dan ekspresi jika tidak kegiatan mengajar akan garing. Jika dilihat dari pertemuan kita tanggal 5 maret lalu , proses mengajar Ibu Dina termasuk mengajar sebagi Seni dan Ilmu dikarenakan aspek ilmiah (ilmiah) ditransferkan kepada kami dengan cara berbeda yaitu dengan teknologi (seni).

Refrensi:
Sudarwan Danim, (2010), Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi, Bandung : Alfabeta