Peran Teknologi sebagai Media Belajar pada Siswa SMAN 1 Perbaungan


Nama Anggota:
Bagi teman-teman yang ingin melihat hasil tugas mini proyek kami, silahkan klik link dibawah ini:
BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini teknologi sudah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan teknologi yang dapat berkembang dalam hitungan detik saja. Dan tidak dapat dipungkiri kalau teknologi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sekarang ini, sebab teknologi sudah menjadi konsumsi dari berbagai kalangan, tidak luput juga bagi dunia pendidikan. Teknologi bisa menjadi salah satu alternative dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). siswa sering merasa bosan dan siswa sering merasa bosan dan tidak memahami materi pelajaran adalah penyampaian materi pelajaran yang kurang menarik dan kurangnya komunikasi antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Untuk itu perlu dicari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Guru sebagai pengajar menjadi fokus dalam kegiatan belajar                mengajar, karena peranannya yang sangat menentukan guru harus mampu mentransformasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa. Melalui proses belajar mengajar guru harus mampu mengetahui kesulitan yang dialami siswa dan mencari alternatif pemecahannya. Sedangkan sebagai perencana pengajaran, guru diharapkan mampu merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif.
Djamerah dan Zain (1999:136) menjelaskan didalam kegiatan belajar mengajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan pelajaran dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. 
Media disini sangat penting untuk menarik siswa untuk mau belajar dan membuat siswa antusias dengan materi yang diberikan. Ada berbagai media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi be ntuk yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia. Sedangkan komunikasi adalah penyampaian pikiran oleh seseorang kepada orang lain melalui media. Media yang berbasis teknologi dan informasi ini diharapkan mampu memecahkan kesulitan yang dialami siswa.
Komputer sebagai sarana untuk menyajikan informasi dapat dimanfaatkan diberbagai bidang. Dalam sektor pendidikan pemanfaatan komputer sudah berkembang tidak hanya sebagai alat yang hanya dipergunakan untuk membantu urusan keadministrasian saja, melainkan juga sangat dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Sebagai contoh, dengan adanya komputer multimedia yang mampu menampilkan gambar maupun tulisan yang diam dan bergerak serta bersuara, sudah saatnya komputer dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan media pembelajaran yang efektif dan menarik. Hal semacam ini perlu ditanggapi secara positif oleh para guru sekolah menengah atas.
Sebagai media, salah satu manfaat komputer bagi guru adalah dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam menyiapkan bahan ajar maupun dalam proses pembelajaran sendiri. Oleh karena itu sudah semestinya para guru mengetahui manfaat komputer dalam proses belajar mengajar dan mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Dengan kemajuan teknologi diharapkan guru dapat membuat suatu media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk dapat dipergunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun diluar sekolah secara mandiri. Media ini diharapkan dapat mewakili peranan guru sehingga siswa dapat belajar dan memperoleh informasi dan dapat berkomunikasi secara tidak langsung terhadap materi yang sedang dipelajarinya.
Salah satu software yang digunakan untuk membuat media pembelajaran adalah program Microsoft Powerpoint. Program ini dapat menampilkan informasi yang berupa tulisan, gambar-gambar, animasi serta dapat menampilkan suara sehingga siswa dapat berkomunikasi secara tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Dan banyak lagi software yang bisa digunakan sebagai media bantu dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
Dan hal inilah yang membuat kami untuk melakukan penelitian tentang “Peran Teknologi sebagai Media Belajar pada Siswa SMA Negeri 1 Perbaungan”, karena teknologi dapat membantu dalam kegiatan belajar mengajar.

 B. URAIAN TEORI
Menurut Nana S. Sukmadinata (1997) ada 4 (empat ) teori pendidikan, yaitu : (1) pendidikan klasik; (2) pendidikan pribadi; (3) teknologi pendidikan dan (4) teori pendidikan interaksional. Sesuai dengan topic yang dibahas yaitu teknologi pendidikan, dimana teknologi pendidikan adalah suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam tekonologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama. Dalam konsep pendidikan teknologi, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus. Isi pendidikan berupa data-data obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vocational . Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual. Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar (director of learning), lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan. Teknologi pendidikan menjadi sumber untuk pengembangan model kurikulum teknologis, yaitu model kurikulum yang bertujuan memberikan penguasaan kompetensi bagi para peserta didik, melalui metode pembelajaran individual, media buku atau pun elektronik, sehingga mereka dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar tertentu. 
Adapun teori lain yang berhubungan dengan peran teknologi sebagai media belajar adalah ubiquitous computing, yang menekankan pada distribusi computer ke lingkungan ketimbang, ketimbang ke personal. Dalam lingkungan ini, teknologi akan menjadi latar belakang (Weiser, 2001). Ringkasnya, ubiquitous computing akan berupa dunia pasca-PC. Perangkat teknologi umum, seperti telepon dan perangkat elektronik lainnya, akan terkoneksi dengan internet dan pengguna mungkin tidak menyadari perangkat mana di lingkungannya yang terkoneksi. Perangkat computer baru yang kecil, portable, mobile, dan murah, diperkirakan akan menggantikan computer desktop.
Ubiquitous adalah kebalikan dari realitas virtual. Jika realitas virtual menempatkan orang di dalam dunia yang diciptakan computer, ubiquitous computing akan memaksa computer eksis di dunai manusia.
Adalah mungkin untuk membayangkan bahwa perangkat computer baru ini mungkin lebih cocok untuk pendidikan ketimbang computer personal (Center for Innovative Learninng Technologies, 2001). Perangkat baru ini dapat disediakan kepada lebih banyak murid ketimbang computer desktop. Perangkat baru ini, dipasangkan dengan jaringan murah, dapat memampukan murid untuk membawa perangkat informasi personal ke lapangan untuk membantu mengerjakan suatu tugas dan bisa dibawa pulang. Mereka bisa meningkatkan kolaborasi dan memudahkan penggunaan tanpa dibatasi lokasi (Bitter & Pierson, 2002)

C. HIPOTESIS
      Ada beberapa hipotesis yang dibuat sehubungan dengan penelitian yang diadakan, antara lain:
I)       Teknologi membantu dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
II)     Kendala terbesar dalam pengembangan teknologi di sekolah adalah masalah biaya.
III)  Adanya faktor seperti cara penyampaian materi dengan menggunakan infocus yang menghambat pemahaman murid terhadap materi pembelajaran.


D. TUJUAN PELAKSANAAN PROYEK
·        Mengetahui peran teknologi sebagai media belajar pada siswa.
·        Mengetahui hambatan yang terdapat pada pengembangan teknologi di sekolah.

E. MANFAAT PELAKSAAN PROYEK
·        Mengetahui solusi untuk menyelesaikan hambatan dalam    pengembangan teknologi di sekolah.

BAB II
IDENTIFIKASI SUBJEK

A. Lokasi
          Lokasi penelitian yaitu SMA Negeri 1 Perbaungan


B. Jumlah komunitas yang diamati
       Jumlah komunitas yang diamati berjumlah 10 orang murid yang diambil secara acak dan 2 orang guru.


C. Sumber data
          Sumber data penelitian adalah murid dan guru yang diwawancarai secara langsung.


D. Cara pengambilan data
   Metode pengambilan data yang digunakan berupa observasi langsung dengan subjek penelitian, konsep wawancara singkat  (tanya jawab) dan interaksi/sosialisasi langsung dengan subjek penelitian.


EAlat pengambilan data
     Alat pengambilan data berupa pensil, kertas, tape recorder, kamera digital.


FPerlakuan yang diberikan
·      Perkenalan langsung dengan subjek penelitian.
Pendekatan awal untuk memberikan kesan yang baik, agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Menimbulkan perasaan keakraban satu sama lain.
·     Wawancara
Berupa tanya-jawab singkat terhadap subjek penelitian.


BAB III
TABEL KEGIATAN
Hari/Tanggal
Waktu
Kegiatan
13 April 2011

Menentukan topik dan tempat penelitian
16 April 2011

Menyusun kerangka makalah
27 April 2011

Mengurus surat ijin penelitian dan membuat daftar pertanyaan
07 Mei 2011
07.30-09.00
Menuju SMA Negeri 1 Perbaungan

09.00-12.00
Pelaksanaan penelitian dengan teknik wawancara

14.00-16.00
Menuju Medan
11 Mei 2011

Menyelesaikan tugas mini proyek


BAB IV
KALKULASI BIAYA PELAKSANAAN PROYEK
1)      Ongkos    : Rp. 26.000,- x 3      :        Rp. 78.000,-
2)      Bingkisan :
·        Bolu   :                        Rp. 35.000,-
·        Snack :                        Rp. 10.000,-
      Jumlah                       Rp. 122.000,-


BAB V
PELAKSANAAN

            Pada tanggal 7 Mei 2011 kami melaksanakan penelitian ke SMA Negeri 1 Perbaungan. Kami berkumpul pukul 07.30 di kampus lalu menuju ke Amplas. Kami tiba di Amplas pukul 08.00 lalu kami naik bus menuju Perbaungan. Pukul 09.00 kami tiba di Perbaungan. Lalu kami melanjutkan perjalanan dengan naik becak menuju SMA Negeri 1 Perbaungan. Setelah tiba di SMA Negeri 1 Perbaungan, kami segera menuju kantor guru dan meminta izin dari wakil kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian.
            Selanjutnya kami berjalan mengitari sekolah untuk mengambil sampel yang akan diwawancarai. Kami melakukan sesi tanya-jawab kurang lebih satu jam dengan sampel yang berjumlah 10 orang. Terakhir kami menuju kantor guru untuk melakukan sesi tanya-jawab dengan seorang guru dan wakil kepala sekolah.
            Setelah selesai melaksanakan seluruh sesi tanya-jawab, kami berisitirahat untuk makan siang. Dan pada pukul 14.00 kami naik bus kembali menuju medan. Kami tiba kembali di kampus pukul 16.00.


BAB VI
PENUTUP

A.  HIPOTESA
      Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada sebagian besar siswa/I yang menganggap teknologi memang berperan sebagai media belajar tetapi ada sebagian kecil siswa yang menganggap teknologi kurang membantu dalam proses pemahaman materi belajar. Dan biaya bukan merupakan faktor utama yang menghambat proses pengembangan teknologi di SMA Negeri 1 Perbaungan.

B. KESIMPULAN
   Dari sesi tanya-jawab yang dilakukan, diperoleh beberapa hasil yang bisa dibandingkan dengan hipotesis yang telah dibuat, seperti:
·        Bagi sebagian murid, teknologi (infocus) memang berperan dalam pemahaman murid terhadap materi pembelajaran Namun ada beberapa murid yang merasa kesulitan dalam pemahaman materi menggunakan teknologi (infocus) karena cara penyampaian materi pembelajaran yang kurang efektif.
·        Setelah penelitian dilakukan, biaya bukanlah faktor utama yang menghambat perkembangan teknologi disana.
·        Guru yang tertutup terhadap perkembangan teknologi adalah salah satu kendala pengembangan teknologi
·        Dana yang didapat bagi perkembangan teknologi disekolah sebagian besar berasal dari dana swadaya siswa/i
·        Sarana yang ada sudah cukup memuaskan bagi kebanyakan murid namun kurang cukup memuaskan bagi sebagian murid.Hal ini disebabkan fasilitas wifi yang belum menjangkau seluruh sekolah

      C. TESTIMONI DAN DOKUMENTASI
Testimoni Kelompok:
    Tugas mini proyek ini adalah tugas penelitian kami yang pertama. Kami merasa senang dengan tugas proyek ini sebab kami diberi kesempatan untuk terjun ke masyarakat secara langsung. Walaupun pada awalnya kami mengalami kesulitan pada saat mengurus surat ijin tapi kesulitan tersebut tidak mengurangi antusias kami untuk melaksanakan tugas mini proyek ini. Dan kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas mini proyek ini.
Testimoni individu
Cassia Divina:
Menyenangkan, menarik, dan ini merupakan penelitian pertama saya sebagai mahasiswi Fakultas Psikologi Univeritas Sumatera Utara.
Indah Kartika:
Menyenangkan , karena ini merupakan penelitian pertama saya sebagai mahasiswi fakultas Psikologi jadi saya masih merasa bingung. Tapi , sangat menarik.
AnisahGayatri:
Menarik soalnya ini pertama kalinya saya melakukan penelitian.

Poster

















D. SARAN
        Untuk penelitian selanjutnya dalam bidang ini, alangkah baiknya menggunakan sampel dalam jumlah yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Karena dengan sampel yang berjumlah kecil, maka hasil yang didapatkan pun kurang representative.

DAFTAR PUSTAKA
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group

Pembahasan 13

Apa itu andragogy????
Andragogy adalah seni dalam membantu orang dewasa belajar.Itilah ini memiliki pengertian pembelajaaran learner centered yang menfokuskan pendidikan bagi semua usia.
Model andragogic menegaskan bahwa lima isu akan dipertimbangkan dan dibahas dalam pembelajaran formal. Mereka termasuk (1) pelajar  tahu mengapa sesuatu itu penting untuk belajar, (2) menunjukkan pelajar bagaimana mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi, dan (3) topik yang berkaitan dengan pengalaman peserta didik '. Selain itu, (4) orang tidak akan belajar sampai mereka siap dan termotivasi untuk belajar. Sering nya seperti ini(5) memerlukan membantu mereka mengatasi hambatan, perilaku,dan keyakinan tentang belajar. 

Sayangnya, Andragogi biasanya dikutip dalam teks pendidikan sebagai cara orang dewasa belajar. Knowles sendiri mengakui bahwa empat dari lima  asumsi utama andragogy berlaku untuk orang dewasa dan anak-anak. Perbedaan satu-satunya adalah bahwa anak-anak memiliki pengalaman yang lebih sedikit dan keyakinan pra mapan daripada orang dewasa dan dengan demikian memiliki lebih sedikit untuk berhubungan. 
Dalam era informasi, implikasi dari bergerak dari teacher centered ke learner centered adalah  mengejutkan. Menunda atau menekan langkah ini akan memperlambat kemampuan kita untuk belajar teknologi baru dan mendapatkan keuntungan kompetitif. 

Bagaimana kita bisa mengharapkan untuk menganalisis dan mensintesis informasi begitu banyak jika kita beralih kepada orang lain untuk menentukan apa yang harus dipelajari, bagaimana akan dipelajari, dan ketika akan dipelajari? 

Meskipun cucu kita atau cicit mungkin bebas dari bias pedagogik, kebanyakan orang dewasa saat ini masih terpengaruh pedagogy. Agar berhasil, kita harus melupakan cara teacher centered

Kita harus mengambil itu atas diri untuk memenuhi kebutuhan kita belajar dan penyedia kebutuhan pelatihan melakukan hal yang sama. Untuk mengetahui tuntutan kami, kita harus tahu bagaimana kita memproses informasi 

Refrensi:
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media
Group 

Pembahasan 12

Apa sih pedagogy itu?????
Pedagogy adalah seni atau ilmu dalam mengajar anak dan sering disinonimkan dengan mengajar.Lebih tepatnya pedagogy adalah pendidikan teacher centered.
Di pedagogy,guru memiliki kewajiban untuk membuat keputusan tentang apa yang dipelajari,bagaimana itu dipelajari dan kapan itu dipelajari.Guru yang mengatur materi apa yang diajarkan
Guru yang bagus pada zaman dahulu,dari konfusius sampai plato,tidak mengajar  authoritarian.Cara mengajar guru yang hebat pada masa lalu adalah mereka membiarkan murid untuk aktif,bukan sebagai pendengar yang pasif.Mengingat ini cukup mengejutkan bahwa pandidikan saat ini murid lebih menjadi pendengar yang aktif.
Penjelasan mengenai  pendekatan teacher centered kembali ke Calvinist yang percaya kebijaksanaan itu adalah iblis. Mereka percaya bahwa orang dewasa mengontrol,dan membatasi pembelajaran anak agar anak tetap menjadi murni( tidak berdosa)
Teori lain berasal dari sekolah abad ke tujuh,yang menyiapkan anak anak untuk menjadi pendeta,mereka di doktrin,mereka diajar ide ide dan gagasan gagasan.Beberapa abad kemudian,sekolah mengadaptasi cara yang sama dalam mengajar  agar menghasilkan murid murid yang tertutup ( introvert)
John dewey percaya pendidikan formal tidak cukup efektif .Dewey menganggap belajar dengan aktif bukan dengan belajar pasif dengan teacher centered.Dia percaya bahwa anak anak belajar lebih baik jika mereka aktif di dalam pembelajaran tersebut.dia percaya bahwa belajar adalah kehidupan bukan persiapan untuk kehidupan
Pendidikan pada orang dewasa juga merupakan korban dari teacher centered.Tahun 1962 asosiasi pendidikan aorang dewasa mulai mengadakan penelitian bagaimana cara mendidik orang dewasa.dipengaruhi oleh dewey ,eduard c lindeman menulis tentang manfaat pendidikan orang dewasa:
Sistem pendidikan kita telah berkembang dengan urutan yang terbalik .subjek dan guru merupakan titik awal,(peserta didik) yang sekunder.dalam pendidikan konvensional(pelajar) diperlukan untuk menyesuaikan diri ke kurikulum yang dibuat…… terlalu banyak belajar dari pengetahuan dan pengalaman orang lain.Psikologi mengajarkan kita bahwa kita belajar dari pengalaman…..pengalaman adalah buku teks hidup bagi orang dewasa.
Sayangnya hanya beberapa teori dewey dan linderman yang ada di pendidikan bagin orang dewasa dan anak anak.satu abad setelah dewey mempublikasikan pendidikan learner centered,sebagian besar pendidikan formal mesih berfokus ke teacher centered.
Hasilnya banyak murid yang kehilangan ketertarikan untuk belajar.Untuk membentuk teori pembelajaran pada orang dewasa ya g komperhensif.Malcolm Knowles,pada tahun 1973 menerbitkan buku pembelajaran pada orang dewasa: spesies yang ditolak.Menurutnya orang dewasa membutuhkan kondisi tertentu untuk belajar,dan dia menggunakan istilah andragogy untuk menjelaskan kondisi tersebut.

Refrensi:
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media
Group (Wajib).