Review Micro Teaching Kelompok II

Kelompok 2
Anggota :
·         Kartika Sari Anggaraini (08-029)
·         Lia Hairani (10-001)
·         Santri Permana (10-012)
·         Liliana Sari (10-029)
·         Anisah Gayatri (10-072)
·         Indah Kartika Dewi S (10-108)

Berikut ini adalah beberapa review dari laporan micro-teaching kelompok II setelah presentasi.

1.        Latar belakang memilih konsep micro-teaching ini adalah:
Kami memilih mengajar bentuk, warna, dan meminta mereka untuk mewarnai adalah karena disesuaikan dengan kompetensi anak TK pada umumnya. Sehingga mereka tidak akan kesulitan untuk mengerjakan tugas yang kami berikan. Lagipula untuk mengasah kreativitas anak, kami tidak harus mengajarkan sesuatu ilmu yang baru. Cukup dengan meningkatkan apa yang sudah mereka ketahui itu akan lebih baik. Kami memodifikasi kegiatan mewarnai dengan pemberian reward dan membebaskan anak untuk mewarnai dengan warna apapun untuk mengasah kreativitas mereka.

2.     Kami juga tidak mencantumkan jumlah murid di dalam TK tersebut. Awalnya jumlah murid yang kami minta untuk diajar hanya 20 orang, tetapi yang terjadi di lapangan adalah para guru menggabungkan kelas TK A dan TK B sehingga jumlah murid menjadi 35 orang.
     Usia 5 tahun    : 20 anak
     Usia 3-4 tahun : 15 anak 

3.   Kami tidak menjelaskan lebih rinci mengenai kegiatan pemberian games yang kami dilakukan seusai micro-teaching di luar kelas (lapangan TK Kartika). Berikut ini adalah runtutan kegiatan tersebut:
     Sekitar jam 8 pagi, kami telah tiba di lokasi TK Kartika 1-23. Anak-anak terlihat sedang olahraga pagi di halaman TK bersama para guru. Setelah anak-anak masuk ke kelas, sebelum melakukan micro-teaching, kami melakukan perkenalan terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan mengajar jenis-jenis bentuk oleh 3 orang di antara kami yaitu Lia, Kak Tika, dan Santri. Bentuk-bentuk yang kami ajarkan adalah lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, dan bintang. Selanjutnya Anisah, Lili, dan Indah mengajarkan jenis-jenis warna yaitu warna orange, biru, abu-abu, merah, hitam, ungu, dan pink. Dalam mengajar bentuk dan warna, kami tidak menemukan kendala yang berarti karena anak-anak sudah paham mengenai bentuk dan warna. Jadi kami melakukan beberapa improvisasi saat mengajar, seperti bertanya “Apa saja benda berbentuk lingkaran? Dan apa saja buah berwarna merah?” Sesekali kami juga bertanya Bahasa Inggris dan anak-anak itu sangat bersemangat menjawab semua pertanyaan kami.
     Kemudian kami lanjutkan dengan kegiatan mewarnai. Kami membagi anak-anak tersebut ke dalam 6 kelompok dan di setiap kelompok ada satu di antara kami yang mengawasi.  Kami mengajar mewarnai gambar ayam dan lumba-lumba. Gambar ayam diberikan kepada anak TK B dan gambar lumba-lumba diberikan kepada anak TK A. Kami kesulitan dalam mengajar mewarnai karena adanya perbedaan usia anak sehingga dalam mengajar kami banyak melakukan improvisasi seperti menyesuaikan perhatian dengan kemampuan anak dimana kami lebih memberikan perhatian kepada anak TK A karena mereka masih kurang mahir mewarnai.
     Setelah selesai mewarnai, anak-anak tersebut keluar menuju halaman TK untuk beristirahat. Untuk sementara, kami tetap berada di dalam kelas untuk memilih 3 gambar yang paling bagus. Setelah didapatkan 3 gambar yang paling bagus, maka kami bergegas menuju ke halaman untuk memberikan games teka-teki dengan anak-anak tersebut yang telah duduk di atas tikar. Games ini berguna untuk me-refresh pikiran anak-anak agar tidak jenuh. Setelah itu, kami memberikan reward kepada anak-anak tersebut. Pada saat pemberian reward, ada seorang anak yang ngambek karena tidak mendapat hadiah, karena biasanya anak itu selalu mendapatkan juara mewarnai di kelasnya tapi dikarenakan gambarnya belum siap maka dia tidak dipilih jadi pemenang. Kami berusaha membujuknya agar tidak ngambek lagi dengan cara mengatakan bahwa gambarnya sangat bagus tapi karena tidak siap makanya  tidak dipilih. Dalam hal ini, guru juga turut membantu kami untuk menasehati anak tersebut agar tidak ngambek lagi. Dan akhirnya, kami menutup pertemuan hari itu dengan berfoto bersama.

4.     Begitu banyak pertanyaan datang terhadap kelompok kami mengenai improvisasi apa saja yang kami lakukan saat melakukan micro-teaching ini. Kami memang melakukan beberapa improvisasi saat mengajar warna dan bentuk karena anak-anak yang telah mengetahui warna dan bentuk terlebih dahulu. Salah satu improvisasi adalah dengan bertanya berhubungan dengan jenis-jenis bentuk dan warna yang sedang diajarkan. Bentuk pertanyaannya adalah “Benda apa yang berbentuk lingkaran?” atau “Buah apa yang berwarna merah?” Kami juga menanyakan Bahasa Inggris kepada anak-anak. Kami melihat bahwa anak-anak sangat bersemangat ketika kami mengajar di depan kelas, meskipun ruangan kelas sangat ramai. Improvisasi lain yang dilakukan adalah mengajak anak-anak bernyanyi di tengah-tengah proses micro-teaching. Kegiatan menyanyi ini atas inisiatif seorang guru. Kegiatan menyanyi ini cukup menyegarkan suasana kelas saat itu.

Revisi Micro Teaching

Kelompok 2
Anggota :
·         Kartika Sari Anggaraini (08-029)
·         Lia Hairani (10-001)
·         Santri Permana (10-012)
·         Liliana Sari (10-029)
·         Anisah Gayatri (10-072)
·         Indah Kartika Dewi S (10-108)
     
  1. LATAR BELAKANG
Saat ini, kemampuan mengajar dibutuhkan tak hanya oleh seorang guru. Setiap individu (khususnya mahasiswa) seharusnya memiliki kemampuan tersebut. Karena kemampuan mengajar itu telah mencakup kemampuan komunikasi dengan orang lain, kemampuan pengetahuan, dan kemampuan lainnya.
Mengajar tidak harus ada di dalam situasi formal, namun dapat berupa kegiatan informal. Misalnya ketika sekelompok mahasiswa berdiskusi mengenai sebuah pelajaran, bukankah harus ada salah satu yang bertindak sebagai guru? Namun mungkin saja peran sebagai guru itu bergantian antara satu orang dengan orang lain, bergantung pada siapa yang menjelaskan mengenai materi tersebut.
Metode mengajar dan cara belajar pada orang dewasa tidak akan sama dengan mengajar dan cara belajar anak-anak. Oleh karena itu, tak heran jika seni mengajar untuk orang dewasa (andragogi) dan seni mengajar pada anak-anak (paedagogi) dipisahkan. Malcolm Knowles (1970) mengenalkan istilah andragogi yang bermakna seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar.
Sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Paedagogi yang kami ambil, maka kami melakukan Micro-Teaching ke TK Kartika 1-23. Micro-Teaching ini dilakukan agar kami dapat melatih kemampuan mengajar, terutama pada anak-anak. Kami memilih TK Kartika 1-23 karena beberapa anggota kelompok kami pernah melakukan pengamatan ke TK itu sebelumnya. Sehingga kami sudah cukup mengenal bagaimana karakter anak-anak di TK tersebut.

  1. LANDASAN TEORI
Berdasarkan dari hasil diskusi kelompok kami mengenai perencanaan micro teaching tersebut, hal ini dapat dikaitkan dengan teori yang telah dibahas di antaranya seni mengajar, pedagogi praktis, paradigma belajar, dan pedagogi modern. Dimana dalam pedagogi praktis, anak tidak hanya berfokus pada kurikulum pembelajaran tapi  anak tersebut juga bisa  menikmati proses pembelajaran. Di samping itu kami juga tetap memiliki standar kompetensi untuk anak tersebut, misalnya anak diharapkan mampu mengenal bentuk, warna dan mewarnai dengan baik.
Setiap strategi guru didasari pada paradigma belajar yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Hal yang penting dipahami saat ini , bahwa strategi tumbuh  dari paradigma yang berbeda. Ada 5 metode/strategi mengajar yang dapat digunakan guru, namun kami hanya menggunakan 3 strategi yaitu sebagai berikut:
·     Pelatihan dan pelatihan lanjut, yaitu melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu, dan memperkuat setiap kemajuan. 
·      Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami,  mudah diproses, dan diingat. .
·     Kelompok dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja sama secara kooperatif pada pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat, dan keyakinan melalui proses kelompok. 
Dalam micro teaching ini juga dapat dikaitkan dengan teori mengenai Pedagogi modern, dimana  pedagogi modern/ efektif menggabungkan alternatif strategi pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual, memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas, lingkungan kelas yang kondusif, dan pengakuan atas perbedaan penerapan pada semua pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara mengajar yang bervariasi, dan didukung  dengan kondisi kelas yang kondusif.
Seni mengajar juga sangat diperlukan dalam melakukan micro teaching ini, apalagi yang mau diajar adalah anak TK. Mereka masih hanya dapat berpikir secara konkrit, sehingga membuat kami harus mempunyai seni mengajar dan banyak melakukan improvisasi agar menjadikan kelas tidak pasif dan pentransformasian ilmu dapat berjalan dengan baik.

  1. TUJUAN MICROTEACHING
Tujuan dari micro teaching yang kami lakukan adalah untuk mengajarkan murid di TK Kartika mengenai berbagai jenis bentuk dan warna, serta mengembangkan kreativitas dengan mewarnai.

  1. PERENCANAAN
Perencanaan yang kami design sebelum melakukan micro teaching tersebut adalah :
  • Lokasi
TK Kartika 1-23 Kapten Muslim

  • Waktu
            Kamis , 19 April 2012 pukul 08:00-10:30

  • Rundown
          1. 07:30               Datang ke Lokasi
          2. 07:30-08:00     Perkenalan
          3. 08:00- 08:10    Mengajar Warna
          4. 08:10-08:20     Mengajar Bentuk
          5. 08:20-09:00     Mengajar mewarnai
          6. 09:00-09:25     Pemberian Games + Reward & Penutup

  • Perlengkapan
          1. Kamera
          2. Alat tulis
          3. Fotocopy Gambar 24 lembar
          4. Print bentuk dan warna

  • Perincian Biaya
    o   Choki choki 2 Kotak @Rp.13.000,-                            =          Rp.26.000,-
          o   Chocolatos 2 Kotak @Rp.11.000,-                             =         Rp.22.000,-
          o   Pita + kertas kado                                                        =         Rp.  3.000,-
          o   Nasi bungkus 5 @Rp.10.000,-                                     =          Rp.50.000,-
          o   Fotocopy gambar                                                         =          Rp.  3.000,-
Total                                                                  =          Rp.104.000,-

  1. PELAKSANAAN MICROTEACHING
  • Lokasi
            TK kartika 1-23 Kapten Muslim Helvetia Medan

  • Waktu
            Jumat, 20 April 2012 pukul 08:00-09:30

  • Rundown
Sekitar jam delapan pagi, kami telah tiba di lokasi TK Kartika 1-23. Anak-anak terlihat sedang olahraga pagi di halaman TK bersama para guru. Setelah anak-anak masuk ke kelas, sebelum melakukan micro teaching, terlebih dahulu kami melakukan perkenalan. Kemudian dilanjutkan dengan mengajar jenis-jenis bentuk. Bentuk-bentuk yang kami ajarkan adalah lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga dan bintang. Selanjutnya kami mengajarkan jenis-jenis warna yaitu warna orange, biru, abu-abu, merah, hitam, ungu, dan pink.
Kegiatan kami lanjutkan dengan mewarnai. Kami membagi anak-anak tersebut dalam 6 kelompok dan di setiap kelompok ada satu di antara kami yang mengawasi.  Kami mengajar mewarnai gambar ayam dan lumba-lumba. Gambar ayam diberikan kepada anak TK B dan gambar lumba-lumba diberikan kepada anak TK A. Setelah selesai mewarnai, anak-anak tersebut keluar menuju halaman TK. Untuk sementara, kami tetap berada di dalam kelas untuk memilih 3 gambar yang paling bagus. Setelah didapatkan 3 gambar yang paling bagus, maka kami bergegas menuju ke halaman untuk memberikan games teka-teki dengan anak-anak. Setelah itu, kami memberikan reward kepada anak-anak tersebut. Dan akhirnya kami menutup pertemuan hari itu dengan berfoto bersama.
Ringkasan dari kegiatan micro teaching kami
1. 08.00                           Datang ke lokasi
2. 08:30 - 08:15               Perkenalan
3. 08:15 - 08:25               Mengajar bentuk
4. 08:25 - 08:35               Mengajar warna
5. 08:35 - 09:10               Mengajar mewarnai
6. 09:10 - 09:30               Games + Pemberian Reward & Penutup

Dalam pelaksanaannya menurut kami seperti pedagogi praktis Dimana dalam pedagogi praktis, anak tidak hanya berfokus pada kurikulum pembelajaran tapi  anak tersebut juga bisa  menikmati proses pembelajaran. Kami berusaha membuat anak menikmati proses pembelajaran dengan cara mengajar yang tidak memerintah dan juga kami sudah menjanjikan adanya reward bagi anak dengan gambar terbaik membuat anak-anak tersebut senang melakukan proses pembelajaran dengan kami.
Dalam micro teaching ini juga dapat dikaitkan dengan teori mengenai Pedagogi modern yang dapat dilihat dari bagaimana cara mengajar yang bervariasi, dan didukung  dengan kondisi kelas yang kondusif. Kami dalam mengajar saat itu disesuaikan dengan kemampuan anak. Anak TK A diberikan gambar lumba-lumba yang lebih simpel sedangkan anak TK B diberikan gambar Ayam yang lebih sulit. Pada saat kami membimbing di tiap meja kami juga menggunakan srategi mengajar yang berbeda sesuai kemampuan anak TK Kartika. Seperti memberikan banyak perhatian bagi anak yang belum mampu untuk mewarnai dengan baik
Seni mengajar juga sangat diperlukan dalam melakukan micro teaching yang kami lakukan karena yang mau diajar adalah anak TK. Mereka masih hanya dapat berpikir secara konkrit, sehingga membuat kami harus mempunyai seni mengajar dan banyak melakukan improvisasi. Seperti belajar mewarnai kami  kira anak-anak sudah mampu karena berdasarkan observasi terdahulu mewarnai adalah hal yang umum di TK Kartika tenyata pada saat sampai dilapangan kami menemukan ada juga anak yang masih kesulitan dalam mewarnai. Kami banyak melakukan improvisasi pada saat mengajar mereka.
Setiap strategi guru didasari pada paradigma belajar dan strategi tumbuh  dari paradigma yang berbeda. Ada 5 metode/strategi mengajar yang dapat digunakan guru, namun kami hanya menggunakan 3 strategi yaitu sebagai berikut:
1.   Pelatihan dan pelatihan lanjut yaitu melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu. Dalam kegiatan micro teaching, kami sudah membuat langkah-langkah dalam mengajar yang kami jelaskan dipelaksanaan
2.  Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami,  mudah diproses, dan diingat. Dalam kegiatan ini kami sudah merancang cara mengkomunikasikan materi yang ingin disampaikan melalui metode ceramah. Seperti pada saat mengajarkan bentuk warna dan juga pada saat penjelasan mengenai mewarnai kami menggunakan metode ceeramah. Metode ceramah yang kami pakai bukan sepert metode ceramah di perkuliahan tapi kami mengunakan metode ceramah dengan banyak tersenyum suara yang ramah dan simpel sehingga anak-anak dapat pahami,  mudah diproses, dan diingat
3.  Kelompok dan tim. Agar mempermudah penyampaian informasi kami membentuk anak dalam kelompok kecil sesuai dengan kelasnya.

  • Perincian Biaya
o   Choki choki 2 Kotak @Rp.13.000,-                     =          Rp.26.000,-
o   Chocolatos 2 Kotak @Rp.11.000,-                      =          Rp.22.000,-
o   Chocolatos 20 bungkus @Rp.500,-                      =          Rp.10.000,-
o   Pita + kertas kado                                                 =          Rp.  3.000,-
o   Nasi bungkus 5 @Rp.10.000,-                              =          Rp.50.000,-
o   Fotocopy gambar                                                  =          Rp.  6.000,-
Total                                                 =         Rp. 117.000,-

TABEL RENCANA MICROTEACHING HINGGA PELAKSANAANNYA
No
Kegiatan
Tanggal
1
Perencanaan
7 April 2012
2
Membuat Surat Izin
14 April 2012
3
Merevisi perencanaan, Mempersiapkan Reward dan Mengantarkan Surat Izin
18 April 2012
4
Pelaksanaan Micro teaching
20 April 2012
5
Menyelesaikan Laporan
23 April 2012
6
Memposting di Blog
28-29 April 2012

  1. EVALUASI & KENDALA
  1. EVALUASI

  • Para murid mengikuti materi dengan sangat bersemangat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya respon yang diberikan saat kami melakukan micro teaching.
  • Murid sudah mengetahui tentang warna dan bentuk sebelum kami ajarkan. Tetapi dengan diberikannya micro teaching ini, mereka menjadi lebih paham.
  • Setelah diberikan media untuk mewarnai, semua murid sangat bersemangat dalam proses mewarnai dan banyak bertanya kepada kami sebagai fasilitator yang telah membaur ke dalam kelompok-kelompok kecil bersama murid.
  • Kebanyakan hasil mewarnai dari murid sangat mengesankan kami.
  • Ketika games berlangsung, hampir semua anak ingin menjawab pertanyaan yang diberikan. Hal ini cukup menyulitkan kami, karena kami kurang mempersiapkan reward yang banyak untuk sesi games.
  • Secara keseluruhan, proses micro teaching yang kami lakukan di TK Kartika berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kendala.


  1. KENDALA

  • Kelas digabung antara kelas A dan kelas B. Kelas A berisi anak yang masih berumur sekitar 4 tahun, sehingga hal ini menyebabkan kami sedikit kewalahan ketika meminta mereka untuk mewarnai.
  • Awalnya, kami hanya ingin mengajar 1 kelas. Kami sudah berkoordinasi dengan salah satu guru untuk mengajar di satu kelas saja. Tetapi pada saat di lokasi, tiba-tiba guru di TK tersebut menggabungkan 2 kelas menjadi satu. Akibatnya, kami harus membeli lagi reward dan juga menambah fotocopy kertas gambar ayam dan lumba-lumba. Selain itu, jumlah anak di dalam kelas cukup ramai sehingga kelas kurang kondusif.
  • Salah satu anak “ngambek” karena tidak diberikan hadiah yang sama seperti yang didapatkan oleh juara 1-3 dalam lomba mewarnai. Kami cukup merasa “tidak enak” dengan anak tersebut.
  • Guru banyak terlibat dalam proses micro teaching yang kami lakukan di kelas. Saat kami mengajar, guru terlihat agak mendikte kami dalam mengajar. Mereka kurang memberikan ruang bagi kami untuk mengajar di depan kelas. Bahkan hampir semua guru berada di dalam kelas. Hal ini cukup membuat kami merasa sedikit minder.


  1. DOKUMENTASI DAN TESTIMONI
  1.  Dokumentasi
catt : Aksi mewarnai anak TK
 catt : kumpul-kumpul dilapangan sambil tanya-jawab

catt: Tanya Jawab

catt: Pemenang Lomba Mewarnai

catt : Seluruh siswa TK Kartika 1-23

II.  Testimoni dari Anggota Kelompok :
  • Kartika Sari Anggaraini 08-029
Menurut saya kegiatan micro teaching yg kami lakukan sangat menyenangkan, walaupun agak sulit mengatur anak-anak TK, tetapi kelucuan" yang mereka lakukan membuat rasa lelah kami hilang seketika.
Anak-anak sangat aktif dan bersemangat dalam proses micro teaching yang kami lakukan, ketika kami bertanya, hampir smua anak mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan kami. Ketika menjawab pertanyaan pun mereka menjawabnya dengan penuh semangat dengan suara yang kencang. Kegiatan kami jg didukung oleh para guru, sehingga cukup membantu kami yang sedikit kewalahan dalam menghadapi anak-anak tersebut.

  • Lia Hairani 10-001
Gak nyangka bisa dapat kesempatan mengajar didalam ruangan TK bersama mereka, awalnya memang gugup,namun setelah waktu berjalan akhirnya bisa beradaptasi dengan suasana kelas. Yang paling berkesan saat mereka perkelempok sedang mewarnai gambar yang kami berikan, saya mendampingi 4 orang anak yaitu Thora, Albhar, Daud dan Rayhan. Nah.. Rahyan ini termasuk anak yang pintar ngomong banget sampai-sampai dia ingin mengenalkan saya pada abangnya..hehehe…Pokoknya pengalaman mengajar yang sangat membuat saya termotivasi untuk mewujudkan cita-cita saya…^^

  • Santri Permana 10-012
Pertama datang ke TK Kartika 1-23, saya lansung ngerasa deg-degan karena berhadapan dengan anak-anak TK yang menurut saya lumayan sulit untuk diatur. Tetapi begitu berhadapan lansung dengan mereka ternyata asyik juga lo. Mereka mudah diajak untuk belajar bersama sehingga rasa deg-degan yang ada tadi pun jadi hilang. Apa lagi saat mendampingi mereka, mereka sangat mudah untuk diajak untuk berdiskusi. Pokoknya saya sangat senang bisa bertemu dengan mereka. Ini merupakan salah satu pengalaman saya yang menyenangkan.

  • Liliyana Sari 10-029
“Saya merasa bahwa Micro-Teaching ini menjadi pengalaman berharga. Saat melakukan tugas Pendidikan Anak Pra Sekolah (PAPS), saya sempat diminta untuk mengajar di PAUD yang saya datangi. Namun karena kesibukan, tawaran itu tidak bisa saya terima. Berkat mata kuliah Paedagogi, saya mendapat kesempatan untuk mengajar (meskipun bukan di PAUD tersebut). Saya berharap effort yang saya berikan pada tugas ini, bisa berbuah manis di akhir...”

  • Anisah Gayatri 10-072
Setelah melakukan micro teaching ini saya jadi mengerti bahwa mengajar di TK itu sangat sulit. Di butuhkan usaha yang lebih agar anak-anak tersebut tertarik dengan apa yang kita ajarkan. Ditambah lagi dengan saya yang pendiam,susah rasanya membuat mereka suka dengan apa yang saya rasakan. Ada juga beberapa kendala teknis yang terjadi. Di TK tersebut ada 2 kelas dan kami sudah buat janji untuk mengajar satu kelas saja tapi pada saat dilapangan gurunya malah menggabungkan kedua kelas tersebut. Jadinya gambar yang sudah kami fotocopy buat mengajar mewarnai jadi kurang sehingga harus di fotocopy lagi. Untung rewardnya di buat untuk kedua kelas. Mungkin ini terjadi karena kami berkoordinasi dengan salah seorang guru bukan semua guru jadi guru yang kelas satunya lagi gak tahu.
Walaupun ada kendala-kendala yang terjadi tapi untungnya kegiatan microteaching kami berlangsung dengan baik dan sukses. Saya juga mendapat pengalaman baru dalam mengajar anak TK karena saya belum pernah megajar anak TK sebelumnya.

  • Indah Kartika Dewi 10-108
Awalnya cemas banget, karena yang dihdapi itu anak TK, pasti sangat sulit menarik perhatian anak-anak. Apalagi saya sendiri masih dalam suasana duka. Tapi maw gak mau, siap dan gak siap, saya harus siap. Ternyata pas dijalankan tidak seburuk yang diperkirakan kok, awalnya memang grori namun lama kelamaan nyaman juga karena anak-anak welcome dengan kedatangan kami. Jadi interaksi antara kami sangat menyenangkan. Seru deh pokoknya, jadi rindu sama audri yang mukanya mirip bintang iklan Afika itu.